Acer Predator Triton 900 cukup menarik perhatian ketika pertama dirilis di IFA 2018 di Berlin, Jerman karena mempunyai layar yang bisa diputar. Namun bagaimana performa laptop raksasa tersebut ketika diuji? Yuk simak bahasan kami.
Kesan pertama saat menggunakan laptop ini adalah layarnya sangat memukau. Ukurannya 17,3 inch, resolusi 4K, dan panel bertipe IPS. Oh ya, layar ini juga menggunakan teknologi G-Sync yang membuatnya bisa menampilkan frame rate bervariasi sesuai dengan output dari GPU-nya.
Layarnya ini juga menarik, karena mempunyai terpasang pada sebuah rangka menggunakan engsel pada bagian tengahnya. Hal itu membuat layar ini bisa diputar sampai dengan 180 derajat dan ketika ditutup bisa menyerupai sebuah tablet.
Meski, rasanya menggunakan laptop sebagai tablet, bukanlah hal yang bijak. Pasalnya bobotnya terbilang berat, yaitu 4,1 kg, jauh lebih berat ketimbang kebanyakan laptop yang ada di pasaran, begitu juga dengan dimensinya yang ekstra besar, yaitu 428 x 303,3 x 23,75 mm.
Namun terlepas dari bobotnya itu, laptop ini sangat menyenangkan ketika digunakan. Layarnya yang besar itu tak cuma enak dipakai nge-game, namun juga menyenangkan digunakan untuk keperluan lain, untuk menonton film, atau bahkan sekadar mengetik.
Laptop ini juga dibekali dengan spek yang tak main-main, prosesor Intel Core i9 generasi ke-9, GPU Nvidia RTX 2080, RAM 32 GB DDR4, dan storage 512 GB NVMe. Dengan spek seperti ini, rasanya semua game yang ada saat ini bisa dilahap dengan mudah, meski tak semuanya bisa dilakukan pada resolusi maksimalnya.
Kesan premium terasa pada semua bagian laptop ini, seperti bodi berbahan aluminum, termasuk pada rangka tempat layar terpasang. Ada dua speaker yang menghadap ke atas, keyboard mekanik 82 tombol, dan sebuah trackpad pada bagian kanan bawah.
Keyboardnya nyaman dan memuaskan ketika ditekan karena memang tergolong keyboard mekanik. Namun penempatan yang terlalu mepet ke bagian kiri bawah dan ukuran keyboardnya yang cukup kecil membuatnya tak nyaman, ditambah lagi posisi trackpadnya yang tak lazim.
Selayaknya laptop gaming, keyboard ini juga dilengkapi tombol macro yang bisa diprogram oleh pengguna. Posisinya ada di atas tombol fungsi. Ada tombol berlabel ‘P’ untuk memilih tiga grup macro (total ada 9 tombol yang bisa diatur). Tombol ini juga bisa diatur untuk meluncurkan aplikasi tertentu, meningkatkan kecepatan kipas, mematikan tombol Windows, dan lainnya.
Pengaturannya bisa dilakukan lewat aplikasi PredatorSense, yang juga bisa dipakai untuk mengatur banyak aspek lain di laptop ini. Seperti backlight keyboard, lampu pada panel kaca di atas keyboard yang di bawahnya ada sistem pendingin laptop, memantau temperatur dan lainnya.
Soal sistem pendingin, laptop ini punya ventilasi di hampir semua sisinya, karena laptop dengan spek seperti ini memang butuh pendinginan ekstra. Selama pengujian yang kami lakukan, suhu prosesor dan GPU mencapai 70-80 derajat celcius ketika dipakai game, dan bahkan menembus 90 derajat ketika melakukan uji sintetis.
Suara kipasnya pun terbilang sunyi berkat teknologi AeroBlade 3D Fan 3 yang dipakai Acer. Bahkan dalam mode kipas terkencangnya pun, suaranya relatif tak terlalu mengganggu,
Daya tahan baterai Triton 900 ini, seperti kebanyakan laptop gaming, tak bisa dibilang kuat alias harus terus menerus terhubung dengan chargernya. Memainkan game tanpa terhubung ke charger kira-kira hanya bisa bertahan selama satu jam, bahkan kurang.
Spesifikasi Predator Triton 900 (PT917-71)
Sistem Operasi | Windows 10 Home 64-bit |
Layar | 17.3″ UHD 4K (400 nits), supporting supporting multi-touch and G-sync function. |
Prosesor | Intel® Core™ i7-9750H processor (12MB cache, up to 4.50Ghz) |
Grafis | NVIDIA® GeForce® RTX 2080 with 8 GB GDDR6 |
Memory | 2×16 GB of DDR4 system memory 2666MHz |
Penyimpanan | SSD: 2*256 GB, 2D NVMe, RAID 0 SSD, up to 1TB |
Webcam | HD camera |
Sensors | Accelerometer (G-sensor) |
Power adapter dan baterai | 330W |
Input & Output |
|
Audio |
|
Ok banget…Love RUmizannn